Puisi Kehidupan - Menari Bersama Pena
Terbisik ke dalam angan untuk melukiskan kisah hidup namun sulit menemukan kalimat yang sempurna untuk menukil semua jenis keadaan dari perjalan-perjalanan itu. Masih teriring pikiran-pikiran yang menyapa untuk melakukan sesuatu, dan ku-putuskan untuk menari bersama pena dengan segala isi angan tanpa konversi tinggi.
Sekian waktu telah terlalui, masih bersama jemari yang sibuk menari terbawa alunan server otak yang berdendang dengan serpihan huruf. Berimajinasi tinggi, berputar dan meluncur keras melawan badai-badai didalam pikiran, namun tetap saja masih belum menemukan kesesuaian.
Ooooh…
Nafas keluar berhembus… Akankah ini pertanda telah datangnya rasa lelah, pasrah???Mudah-mudahan hanya hembusan untuk berupaya segarkan diri :-P
Biarkan saja…
Ku izinkan sang Pena menari mengikuti jemariku…
Ku perhatikan dan ku telaah resultasi perpaduannya,,, ahh.. masih belum ada yang istimewa…
Kembali bertanya dalam hati, apakah memang bukan waktu yang tepat, ataukah memang diri sudah tidak mampu lagi untuk menghasilkan sesuatu yang indah dalam mengukir wisata dunia…
Masih terus berfikir keras akan hal itu, ku katakan peduli ifrit akan andai-andaian seperti itu. Aku hanya ingin ber-estetika, estetika meski hanya melalui sudut pandangku pribadi saja. Yakini diri untuk mampu merangkul bayang-bayang obyek yang terbang melayang di benak-ku. Ku coba untuk merangkai semua itu. Ku lihat, ku sebut dan ku beri nama, bahkan menyatakan bentuk, pola, besar dan kecilnya. Menelaah masing-masing hubungan dari kesemuanya itu, sehingga mendapatkan gerangan-gerangan yang dapat menjadikannya sebuah estetika dari aspek mata batinku.
Masih belum merasa puas, ku coba dengan memberikan aneka warna dan rasa dari pengetahuan-ku hingga ia tersusun menjadi serdadu-serdadu kata dalam kalimat, bahkan seseorangpun tidak mampu menilainya. Apa, mengapa dan bagaimana, itulah jawabanku atas apa yang mereka pikirkan.
Bukankah jenius adalah apa yang bisa membuat hal rumit menjadi sederhana.
Maka dengan beberapa kalimat saya menghibur diri :
Ketika kaki tak kuat tuk berdiri, BERLUTUTLAH…
Ketika tangan tak kuat untuk menggenggam, LIPATLAH…
Ketika kepala tak kuat untuk ditegakkan, MENUNDUKLAH…
Ketika hati tak tahan menahan kesedihan, MENANGISLAH…
Namun ketika hidup sudah tak mampu untuk dihadapi, BERDOALAH... karena ada Tuhan yang senantiasa SETIA mendengar dan menolong ummatnya…
By Puisi Kehidupan