Home » » Bayu Kerinduan Kampung Halamanku

Bayu Kerinduan Kampung Halamanku


 Puisi Kehidupan :
Kala mentari senja di ufuk barat, tampak awang-awang langit bermega, suatu tanda akan datangnya malam. Dalam hati bergeming, teringat kampung halaman, kerinduan hati didalam rantauan. Perasaan sengit ingin merombak suasana di kampung halaman, suasana kejernihan alam tanpa kontaminasi busuknya si perusak alam. Teringat masa saat aku bersimpuh di pematang sesawahan yang tampak hijau, tiupan angin liar namun selalu menyapa akrab, bertiup sayu melewati kuduk leherku. Suasana alam yang ku rindukan, ingin hati meraihmu dari sini, di dunia rantauan.

Ingin ku lukiskan kenangan-kenangan indah bersamamu, kenangan pada masa aku bersamamu, sang bayu, para dedaunan, si dangau reot yang senantiasa menahan tubuh-ku kala nafas terengah akibat aus terik mentari bersama tubuh yang mengangkat beban pacul besi. Akibat geramnya tanah kering yang menusuk-nusuk kulit ari telapak kaki. Masih banyak lagi kisah tentangmu, bersamamu, tumpuan dan sandaran penatku, kau dengan tulus mengulurkanya padaku dan semua orang yang melepas penatnya dan menanti bayu menghapus lelah letih mereka.

Terbayang kisah tentangmu...
Langit kala itu tampak murung, seolah menggambarkan keadaan dunia yang tidak bersahabat lagi. Mengerut sendiri pelipis kecilku, apa gerangan warta yang hendak disampaikannya kepada alam. Akankah sang awang meneteskan air mata bahagia, atau bahkan sebagai tanda dari langit bahwasannya alam sudah tidak sanggup lagi melihat lakon penghuninya...???

Jemari menghitung hari, tekad hati ingin menemukan makna yang tersembunyi dibalik awan, hanya mawas diri. Tiada jawaban dari lakon-ku, hanya hitungan nihil dari bocah sepiring ilmu. Dia hanya tahu, langit hanya mengikuti musim alam "naik air batang turun air daun".

Comments
0 Comments

0 komentar:

Fanspage