Suatu tempat yang sulit untuk ku deskripsikan dengan kata-kata. Dimana pada waktu-waktu tertentu aku berdiri di dalamnya. Sungguh sangat sulit untuk diterima dengan akal pikiran namun ku terima semua itu dengan caraku, karena ini adalah hidupku dan jalan atau tempat yang ku anggap benar. Merupakan tempat yang dipenuhi oleh sukma-sukma mulia, cahaya aura dari paras yang selalu memancarkan kesejukan nirwana, seolah menepis dan meneduhkan kerasnya pancaran mentari di tempat itu. Itulah sebagian ciri penghuninya, bercuacakan cerah tanpa ada gelap. Malamnya pun hadir layaknya gerhana yang hadir dalam senggang waktu yang lama namun hadirnya pun hanya untuk sesaat saja.
Namun pada kenyataannya, berkediaman di tempat seperti demikian itu sungguh tiada menetukan perjalanan hatiku. Apakah karena keadaan ku yang memang dalam masa pencaharian???
Entahlah… sungguh sesegera mungkin aku ingin melengkapinya.
Hati manakah yang tak gundah kala cahaya enggan menyapa. Hanya biasan lentera yang ku tatap kala lambaian kasih hadir menyapa mencoba untuk taburkan sepercik kasih dalam biasan sang bintang kala malam menyelimuti ruang hati. Namun izinkan ku pajang caha senyumanmu dan biarlah ku bingkai titik rinduku dalam biasan sang purnama.
Wahai angin, mengapa tiada menyapa kala kehangatan rindu terbang bersama sayap-sayap laraku. Genggamlah sepucuk kasih, agar hati nan rindu bisa berteduh. Dibawah rindangan pohon hatimu.
Namun pada kenyataannya, berkediaman di tempat seperti demikian itu sungguh tiada menetukan perjalanan hatiku. Apakah karena keadaan ku yang memang dalam masa pencaharian???
Entahlah… sungguh sesegera mungkin aku ingin melengkapinya.
Hati manakah yang tak gundah kala cahaya enggan menyapa. Hanya biasan lentera yang ku tatap kala lambaian kasih hadir menyapa mencoba untuk taburkan sepercik kasih dalam biasan sang bintang kala malam menyelimuti ruang hati. Namun izinkan ku pajang caha senyumanmu dan biarlah ku bingkai titik rinduku dalam biasan sang purnama.
Wahai angin, mengapa tiada menyapa kala kehangatan rindu terbang bersama sayap-sayap laraku. Genggamlah sepucuk kasih, agar hati nan rindu bisa berteduh. Dibawah rindangan pohon hatimu.
0 Comments