Melorong waktu ku pindai tiap bait tinta kehidupanMencari “kepada” dan “bagaimana” hidup ini ku jalankanMenjadi beruk untuk mengukur makna rimbanya hutanMenjadi duyung untuk mencari hakekat dalamnya lautanBegitulah ibarat ku tuliskan sebagai wakil kalamKetika semuanya tidak mampu ku jelaskan mendalamNamun yang pasti telah ku temukan dalam pencarianAdalah sesuatu yang bukan benda maupun khayalanAdalah cinta yang ingin ku sampaikan pada kalianBersemayamnya di hati dan hanya bisa di rasakanYang hanya hadir jika sang makhluk menuntuk keseimbanganAkan dirinya yang semenjak azali telah ditetapkanTiada cinta jika hatibelum tertautTiada rasa bila rindu belum menyungutTiada makna jika uji belum menyulutHingga cinta adalah tujuan yang patutCinta ilahi adalah sila yang abadiTerbagi cinta dengan urutan yang pastiYang jika teracak, maknanya tidak lagi murniMelainkan mendapatkan panasnya kobaran apiHujan badai menerpa samudera hidup ku sesaliKobaran api melalap habis belantara di hati ku ratapiBeliung hempaskan daratan sahara hidup ku tangisiNamun saat duniaku dibanjiri Asma’-Mu ku syukuriDada ini memang belum sesak karena merindu-MuHati ini terasa belum seutuhnya bergantung atas-MuRaga ini belum sepenuhnya mampu mengabdi pada-MuNamun sejatinya tiada lain hidupku ini hanyalah kepada-Mu
Terima kasih atas kunjungannya :)
By: Puisi Kehidupan